Studi Penentuan Logam Tembaga (Cu) Dan Seng (Zn) Pada Tanaman Kedelai (Glycine Max [L] Merril) Secara Spektrofotometer Serapan Atom Di Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah

Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan salah satu tanaman sumber protein yang penting di Indonesia. Sebagai bahan pangan pokok sebagian besar penduduk Indonesia, tanaman kedelai menjadi prioritas utama dalam pembangunan pertanian.
Berdasarkan luas panen, di Indonesia kedelai menempati urutan ke-3 sebagai tanaman palawija setelah jagung dan ubi kayu. Rata-rata luas pertanaman per tahun sekitar 703.878 ha, dengan total produksi 518.204 ton.
Pertanian modern dengan tuntutan produksi yang tinggi, khususnya di lahan dengan tanah tidak subur dan menggunakan varietas unggul, memerlukan masukan unsur hara dalam jumlah besar. Kebutuhan unsur hara di atas dapat dipenuhi melalui pemanfaatan berbagai jenis unsur hara, baik organik maupun anorganik, alami ataupun non alami (rekayasa kimia).
Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil kedelai antara lain: tanah, varietas, pengelolaan, lingkungan, keadaan hama, pemupukan dan zat-zat pencemar (Sumarno, 1984). Kedelai mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai sumber bahan makanan seperti tempe, minyak, kecap dan sebagainya.
Disamping itu kedelai merupakan tanaman dengan daerah penyebaran yang cukup luas termasuk di daerah tropis seperti di Indoensia (AAK, 1989). Penggunaan pupuk kimia dalam jumlah besar dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Pupuk kimia dapat mengandung logam berat dalam jumlah tinggi dan kegunaannya dapat meningkatkan konsentrasinya di dalam tanah serta bahayanya terhadap mahluk hidup (Salam AK, 1997).
Pupuk kimia yang biasa digunakan petani untuk tanaman kedelai yaitu Urea dan TSP yang semuanya mengandung 0,02 % Cu dan 0,02 % Zn. Petani menggunakan pupuk tersebut pada kedelai untuk urea kira-kira 600—800 kg per hektar, TSP kira-kira 600—800 kg per hektar dan KCl kira-kira 400 kg per hektar. Untuk zat pengatur tumbuhan (ZPT) dan pupuk pelengkap cair (PPC), petani menggunakan Dharmasri 5 EC untuk mengendalikan rayap tanah pada akar dan gandasil D untuk pertumbuhan dau dan buah yang mengandung komposisi 12 % asam fosfat dilengkapi dengan unsur-unsur tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), Kobal (Co), dan Boron (B) serta vitamin-vitamin untuk pertumbuhan tanaman seperti aneurine, laktof lavine dan nicotinil acid amida (Williams and UZO, W.T.H, 1993).
Zat-zat pencemar merupakan senyawa yang tidak diinginkan dalam lingkungan hidup. Bahan-bahan pencemar itu tergolong zat organik dan anorganik. Diantara zatzat pencemar anorganik maka logam berat seperti tembaga (Cu) dan seng (Zn) mendapat perhatian yang lebih banyak. Hal ini bukan saja karena sifat toksiknya melainkan logam berat itu pada umumnya terdapat dalam lingkungan. Diantara 2 logam-logam berat yang dapat mengganggu kesehatan tubuh adalah tembaga dan seng.
Besarnya bahaya logam berat terhadap mahluk hidup di atas menunjukkan bahwa akumulasi logam berat di dalam jaringan tubuh tumbuhan, hewan dan manusia harus ditekan. Selain itu aliran logam berat melalui jaringan makanan harus diatur sedemikian rupa, sehingga logam berat yang dapat memasuki jaring makanan hanya dalam jumlah terbatas dan pemupukannya di dalam jaringan tubuh mahluk hidup berada pada tingkat yang tidak membahayakan. Dengan mengetahui akibat-akibat tersebut di atas maka perlu dilakukan studi logam berat pada tanaman kedelai yang banyak dikonsumsi oleh manusia. Dalam studi logam ini akan ditentukan kandungan logam tembaga dan seng pada tanaman kedelai secara kuantitatif menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.
 
Untuk mendownload Skripsi Pendidikan Kimia dengan judul "Studi Penentuan Logam Tembaga (Cu) Dan Seng (Zn) Pada Tanaman Kedelai (Glycine Max [L] Merril) Secara Spektrofotometer Serapan Atom Di Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah" secara lengkap klik disini atau klik gambar download dibawa ini kemudian klik SKIP AD atau LEWATI.



Update Skripsi lewat email. Masukkan Email anda dan klik subscribe:

Delivered by FeedBurner

Add to Google Reader or Homepage Subscribe in NewsGator Online Subscribe in Bloglines